[LIFE SHARING] Aku dan Keluargaku POSITIF COVID-19

Hi everyone
Welcome Back!
Aku harap kalian semua dalam keadaan sehat ya~
Sudah hampir 1 tahun masyarakat Indonesia berjuang melawan covid-19.
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular dimana sebagian besar orang tertular melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. 
Secara umum ada 3 gejala yang bisa menandakan seseorang terinfeksi COVID-19 yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38°C), Batuk kering, Sesak napas. Selain gejala di atas ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19 yaitu: (Sumber: alodokter.com)
  • Mudah lelah
  • Nyeri otot
  • Nyeri dada
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Menggigil
  • Bersin-bersin
  • Hilangnya kemampuan mengecap rasa
  • Hilangnya kemampuan mencium bau (anosmia)
Bagaimana pandemi covid-19 yang terjadi saat ini? 
Apakah sangat berdampak dalam kehidupanmu? 

Sejak awal pandemi covid bulan Maret, banyak perkantoran, sekolah, pusat perbelanjaan dan tempat ibadah menyarankan semua dilakukan dari rumah aja. Mungkin awalnya kita semua merasa aneh dan berpikir tidak bisa seperti ini terus. Nyatanya sekarang sudah hampir 1 tahun, kita bisa melaluinya. Walaupun banyak sekali tantangannya, seperti kehilangan pekerjaan / penghasilan dipotong, belum lagi pengeluaran semakin banyak yang harus dikeluarkan (seperti vitamin/handsanitizer/kuota internet), bahkan harus kehilangan orang tersayang. Aku tau, tidak mudah menjalani hidup yang semakin sulit dan semakin tidak kita mengerti bagaimana kedepannya. Tapi aku percaya Tuhan beserta dengan kita.

Aku pun merasakan penghasilan dipotong. Tapi aku tidak fokus pada hal tersebut. Aku lebih merasa bersyukur masih memiliki pekerjaan tetap, masih bisa memberi ke orang tua, masih bisa beli ini itu, dan paling penting tidak pernah kekurangan sedikit pun. 
Bahkan sesuatu yang besar pun Tuhan izinkan terjadi pada aku sekeluarga. Diakhir penghujung tahun 2020, aku dan keluarga terpapar virus corona dan kami sekeluarga dinyatakan POSITIF Covid-19.
Jadi begini awal mula ceritanya...
10 Desember 2020
Ibu mulai merasakan tidak enak badan. Bahkan Bapak aku bilang, kalo malem badannya ibu panas banget. Kami sekeluarga hanya berpikir ibu hanya kelelahan, karena sudah hampir 1 bulan sibuk buka-tutup toko bahkan pergi belanja ke pasar untuk keperluan toko. 
Obat yang dikonsumsi pun hanya paracetamol untuk meredakan panas. Tidak lupa juga setiap malem pasti pijet pakai obat gosok pijat GPU. 
Hari Sabtu, 12 Desember 2020
Aku memang tidak menanyakan apa yang dirasa saat itu, bagaimana dengan sakitnya. Tapi ibu terlihat baik-baik saja. 
Sehingga aku memutuskan untuk pergi menginap dengan teman-temanku. Karena kebetulan ada teman aku yang baru saja menikah saat pandemi sedang pulang ke Bogor. Aku tidak merasa ada yang aneh saat itu. Seperti biasa saja, antara aku dan teman-teman lainnya kami banyak tertawa dan bercerita sampai subuh. 
13 Desember 2020
Setelah menginap dengan teman-teman aku pulang ke rumah untuk kemudian siap-siap pelayanan di Gereja. Saat pulang ke rumah pun tidak ada yang aneh. Bahkan ibu sudah terlihat sehat dan pergi untuk buka toko. Malamnya, kami pun sekeluarga dan saudara lainnya merayakan ulang tahun adikku. Jelas harus dirayakan karena dia adalah anak kesayangan ibu. 
15 Desember 2020
Aku seperti biasa, telat bangun dan terburu-buru berangkat ke kantor. Pas aku mau berangkat ke kantor, keadaan rumah sudah sepi. Bapak sudah berangkat kerja, Ibu entah ke pasar/toko, dan adik aku masih tidur.
jam 10.51 ibu WA aku "Ibu ada di RS, periksa lab hasilnya DBD. Tapi ibu rapid test juga. Doain aja terus ya.."
Sebelum ibu WA seperti itu, aku juga sempat ada kepikiran untuk ambil cuti. Karena minggu itu akan ada project, dan banyak yang harus dipersiapkan. Pulang dari kantor pun gak ada pikiran aneh-aneh. Cuma aku tanya ke ibu: "ibu gimana rasanya? terus emang sengaja mau periksa ke dokter tadi pagi?"
Jawab ibu: "ya ibu lemes badannya, pas periksa darah trombositnya rendah. Terus ditanya mau dirujuk ke RS atau minum obat dulu, yah salahnya ibu malah ke RS. Jadi aja di rapid sama swab."
Sahut aku: "ya udahlah ibu istirahat aja, semoga aman hasilnya deh."
16 Desember 2020
Aku bergantian untuk jaga toko dan sempat keluar dengan teman untuk beli beberapa keperluan project kami. 
17 Desember 2020
Pagi hari tiba-tiba kakak aku WA untuk ke ruang TV dan kasih tunjuk surat dari RS yang menyatakan ibu positif covid-19.
Wah tiba-tiba pikiran langsung diserang banyak pertanyaan bahkan ketakutan. 
"lah gimana nih project minggu ini?"
"gimana temen-temen gue yang kemarin nginep bareng?"
"gimana pacar aku?"
"gimana lapor ke kantor nih?"
"gimana si ibu sama bapak, tidur bakal pisah?"
"gimana saudara-saudara yang kemarin kerumah?"
Hari itu juga aku disarankan untuk lapor ke puskesmas atas hasil swab ibu dan juga lapor ke RT setempat. 
18 Desember 2020
Aku dan keluarga dijadwalkan untuk swab PCR di puskesmas terdekat. Yang aku rasakan saat itu hanya batuk-batuk, walaupun sebenernya batuk ku sudah hampir 1 bulan. Malam harinya tim dinas kesehatan menghubungiku untuk menjemput ibu, karena kebetulan sudah mendapatkan rujukan RS untuk ditindak lanjuti. Karena keadaan ibu trombositnya rendah, perlu di infus. 
19 Desember 2020
Kakak ku ambil hasil swab, dan hasilnya positif juga. Salahnya dia menginfokan hasil swab di grup keluarga kami. Jadi ibu yang sedang isolasi di rumah sakit langsung nangis saat kami video call keluarga. Sore harinya kakak aku pergi ke rumah isolasi rujukan dari kantornya di Jakarta.
20 Desember 2020
Aku dan keluarga masih menunggu hasil swab kami yang lain. Tetap isolasi mandiri di rumah, dikamar masing-masing dan dengan selalu melaksanakan protokol kesehatan. Siang harinya, aku di hubungi oleh pihak puskesmas untuk hasil aku dan keluarga lainnya. Kami sekeluarga POSITIF Covid-19. 
Aku langsung hubungi beberapa teman, orang kantor dan beberapa orang gereja. Memang dasar! Pikiran semakin diserang, hari itu juga aku merasa batuk lebih intens, demam dan lemas. 
Hasil kami sekeluarga, disembunyikan dari ibu. Karena kami takut, keadaan ibu malah menjadi drop. Sebelumnya saja untuk hasil kakak ku, ibu nangis dan menyalakan diri sendiri.
21-25 Desember 2020
Aku istirahat total. Bahkan istirahat social media dan kerjaan. Kecuali nonton film komedi biar pikiran bahagia terus, dan nonton food vlogger biar nafsu makannya meningkat. 
Yang aku rasakan saat terpapar virus corona, batuk yang parah dan membuat lemas. Puji Tuhannya tidak sampai merasakan sesak. Nafsu makan berkurang. 
26 Desember 2020
Ibu aku pulang dari Rumah Sakit. Walaupun hasilnya swabnya masih positif. Tapi keadaannya sudah lebih membaik dan sehat. 
Batuk aku pun juga sudah lebih membaik, tidak separah hari-hari sebelumnya.
27 Desember 2020 sampai sekarang kami sekeluarga sudah sehat. Tidak ada gejala yang dirasakan. Kami akan swab ulang di awal tahun ketika mulai bekerja dan beraktifitas kembali. 

Selama masa isolasi, kami sekeluarga bersyukur bisa kembali berdoa bersama. Walaupun diingatkan saat kejadian yang mungkin tidak enak seperti ini. Tapi bersyukur dari kejadian ini, kami bisa kembali punya waktu buat Tuhan yang lebih. Bahkan berdoa sepakat dengan keluarga. Seru juga akhir tahun merasakan hal ini. Jadi ada waktu sama keluarga dan waktu istirahat yang banyak. 
Pesan aku untuk kamu yang mengalami hal yang sama, seringlah bercermin dan ucapkan "hai virus! Kamu ini kecil! Tidak ada apa-apanya dibanding kuasa Tuhan yang besar dalam hidup aku."

Bahkan aku juga bersyukur untuk setiap orang kantor, pacar, dan teman-teman yang berinteraksi aku secara langsung hasil swabnya juga negatif. 
Yang paling disyukuri dalam waktu 1 minggu terpapar virus corona, berat badanku turun 4kg. Wow! Semoga naiknya tidak cepat, bahkan turun aja terus berat badannya. Hahahaha

Terima kasih untuk setiap orang-orang yang sudah mendukung doa, memberikan berbagai macam vitamin/obat, bahkan membantu dalam materi. Kiranya Tuhan yang akan membalas semua kebaikan kalian semua. Terus dukung doa agar kami sekeluarga hasil swabnya cepat negatif. 
Aku berharap kamu sehat terus yah
Terima kasih sudah membaca blog post ini
Bagaimana libur akhir tahun kalian?
Jika bepergian, jangan lupa dengan protokol kesehatannya yah!

Thank you
Xie-xie
Hatur Nuhun

5 comments:

  1. sehat selaluuuuu! terharu akuu bacanyaaa
    ditunggu yaa kak kelanjutan kisah aurel nyaa tapi hahaha biar kakak bisa semangat lagiii :*

    love, dari fans blog muuuu!

    ReplyDelete
    Replies
    1. I love you full..
      Terima kasih Alicia sudah jadi teman, adik, saudara terbaik..
      Harus sehat biar kita bisa bertemu kembali.. dan cerita2 lagi sampe tengah malem.. hahaha

      Delete
  2. Terharu gt de.. Secara akupun alami di akhir penghujung tahun.suka duka dan ini ga akan bs dilupakam sampai kpn pun. Py pengalaman yg indah saat isoman. Dan hal yg plg indah adlh BB ku turun 3 kg wkakaka.. Kmrn2 susah bgt nurunin BB. Cm gara2 si virus ini lgs badan ky di balut tulang. Tp tenang nt balas dendam abis sembuh wkakakaka..
    Smoga akhir tahun ini kt akhiri dgn pengalamam yg indah dan awal thn esok pst kt akan diberikan berkat dan kesehatan lbh baik lagi. Amiiinn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah.. sehat dan cepat pulih ya kak..
      Tuhan akan gantikan hal indah di tahun 2021..
      Terima kasih juga sudah mampir dan meninggalkan komentar 😊😊😊

      Delete
  3. Mba semoga kita sehat selalu yah...aku juga nangis waktu seminggu kemudian setelah aku dinyatakan positif anakku juga positif :(

    ReplyDelete

Terima kasih sudah blogwalking!
Jangan lupa untuk tinggalkan jejakmu, dengan berkomentar di postingan blog aku yah.
Berkomentarlah dengan sopan.

Powered by Blogger.