Rumah Tua
Disebuah
perkampungan, tepatnya di daerah Bogor terdapat rumah tua tak berpenghuni
sekitar 25 tahun. Keadaan rumah itu sudah jelek dan tidak pantas menjadi tempat
peristirahatan. ‘Jelek. Kotor. Horor.’ 3 hal itu yang ada dipikiranku setelah
melihat rumah tua itu. Aku membayangkan jika menempati rumah itu ‘apakah aku
dapat tidur dengan nyenyak?’.
Keluargaku
selalu pindah-pindah rumah kontrakan, dikarenakan belum mempunyai uang yang
cukup untuk membeli sebuah rumah. Selama menempati rumah kontrakan, orangtua
aku selalu menyisipkan uangnya dan menabung untuk membeli rumah. Sampai
akhirnya, uang terkumpul dan orangtua aku menemukan rumah yang pas untuk
disinggahi, yaitu rumah tua yang kuceritakan sebelumnya. Sebelum melihat rumah
tua itu, aku telah membayangkan bahwa rumah yang dipilih orangtuaku itu yang
terbaik. TERNYATA?! Sama sekali berbeda dengan semua yang aku pikirkan tentang
rumah baru itu.
Dalam
perjalanan pulang setelah melihat calon rumah baru ku itu, aku bertanya kepada
ibu. “Bu, itu beneran rumah yang akan kita tempati?” - tanyaku. Ibu menjawab
“iya nak, maaf yah jika rumahnya kurang nyaman.”. “rumah itu sudah tua dan
sangat seram bu.” - ujarku sambil melihat jalan diperkampungan yang sudah mulai
larut malam. “nanti kalo udah punya uang lebih, kita perbaiki
sedikit-demi-sedikit.” – sahut bapak. Aku pun tak bisa membantah lagi dan hanya
bisa terdiam.
Sampai
akhirnya, hari yang tidak kuinginkan datang yaitu perpindahanku ke rumah tua
itu. Entah kenapa, hatiku merasa gelisah ketika ingin beranjak kerumah tua itu.
Ketika aku gelisah, ibu selalu memberikan senyuman termanisnya, seolah
senyumannya itu menyuruh aku untuk tetap sabar dan berani. Sesampainya dirumah
tua itu, aku makin gelisah dan ketika ibu melihatnya, ibu langsung memegang
tanganku dengan erat.
Rumah
tua yang menjadi rumah baruku itu lumayan besar, ada dua tingkat. Ibu menunjuki
ruangan yang ada dirumah baruku itu. Ibu menunjukkan kamar tidurku dan
menyuruhku untuk bersih-bersih dan beristirahat. Namun apa daya ketika aku sama
sekali tidak bisa memejamkan mata untuk beristirahat, ibu menemani tidur
malamku.
Selama
beberapa hari dirumah itu dan bersosialisasi dengan teman-teman dilingkungan
sekitar, aku mengetahui beberapa hal tentang rumah tua, rumah tua yang sudah
menjadi tempat tinggalku itu. Salah satunya, setiap malam sering terdengar
suara kuda yang memberontak. Sebelum rumah itu dibeli sama orangtuaku ada
sebuah lukisan yang melukiskan seekor kuda yang jatuh dan disekitarnya ada
beberapa kuda lainnya hanya melihat seekor kuda yang jatuh itu. Lukisan seekor
kuda jatuh itu seolah-olah menandakaan bahwa kuda tersebut seperti membutuhkan
pertolongan. Ternyata lukisan yang dimaksud orang-orang sekitar telah dibuang
sama ibu.
Bukan
cuma suara kuda saja, masih ada kejadian aneh ketika seseorang melewati rumah
tua itu. Suara anak-anak tertawa, bahkan ketika melewati rumah tua itu sering
tercium bau bunga melati. Setelah mendengar cerita itu, aku menjadi merinding
dan semakin gak mau tinggal dirumah itu. Informasi yang aku dapatkan itu
langsung aku beritahu kepada ibu. Ibu tak bisa berbuat apa-apa, namun ibu
menyuruhku untuk berdoa bersama-sama. Entah kenapa, ketika keluargaku berdoa
bersama-sama aku jadi merasa tenang. Padahal doa yang dipanjatkan hanya rasa
syukur karena telah memberikan rumah baru ini dan meminta perlindungan kepada
yang Maha Kuasa.
Berhari-hari,
berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun aku dan keluarga bertahan
dirumah itu. Aku nyaman dengan rumah tua yang dijuluki oleh warga sekitar.
Walaupun ada hal-hal yang aneh ketika aku sendirian didalam rumah. Lantai kedua
rumahku itu masih kayu-kayu, jadi ketika seseorang berjalan maka akan terdengar
langkahan kakinya. Hal itu TERJADI! Ketika aku sendirian dirumah dan berada di
lantai pertama tepatnya dikamar orangtuaku, aku mendengar ada seseorang yang
berjalan dilantai kedua. Dengan spontan aku hanya bisa berdoa untuk menenangkan
diri. Aku selalu ingat pesan ibu “Jangan takut! Berdoa! karena Tuhan punya
Kuasa!” dan aku merasa lebih tenang ketika sendirian dirumah.
enduddd celemm bangett cihh dudd rumahh kamuu
ReplyDeletepantesan tante magda pindah ysss :")
Kristin: bukan rumah gue.. itu cuma cerita khayalan~ hehehe
ReplyDelete