[CURCOL] MAAFKAN AKU YANG DAHULU, KARENA TELAH MEMBENCIMU

Hi everyone~
Hope you are always well!
Apapun kondisi kamu, jangan lupa bersyukur ya.

Perkenalkan aku Yemima, seorang mahasiswi tingkat akhir jurusan komunikasi dari salah satu universitas swasta di Jakarta. Aku termasuk orang yang aktif, gak betah aja kalo 1 hari gak produktif. Walaupun badai skripsi menerpa, aku tetap mengikuti berbagai macam organisasi. Salah satu yang aku sukai yaitu organisasi group band. Standar dalam sebuah band terdiri dari Vocalist, Guitarist, Bassist, dan Drummer. Nah! Aku adalah vocalist dalam sebuah band hits di Kampus. HITS ya! 😁😁😁

Pinterest: 

Setiap seminggu sekali, aku dan teman band pasti bertemu untuk latihan di studio kampus. Bahkan seminggu bisa lebih dari 1hari bertemu, jika ada event yang kita ikuti. Minimal ada 1x setiap bulannya untuk event yang kami ikuti. Ntah itu pensi, lomba antar fakultas, pengisi acara di radio kampus, atau acara di berbagai mall. Ok! Sebelumnya aku kenalin dulu nih teman band aku, Andi (Drum), Rendi (Bass) dan Sam (Gitar). Kami satu universitas dan fakultas, tapi berbeda jurusan. Aku dan Andi jurusan ilmu komunikasi, Rendi jurusan broadcast dan Sam jurusan hubungan masyarakat. 

Suatu hari kami menjadi salah satu pengisi acara dievent kampus dari fakultas teknik. 1 Minggu sebelumnya kami mulai latihan band, tapi ada yang salah dengan Rendi. Entah kenapa selama latihan, dia tidak fokus. Selalu pegang HP dengan expresi yang gelisah, jika ada brief atau perbincangan lainnya. Aku bahkan beberapa kali menegur dia ketika latihan agar bisa fokus.

Rendi : memainkan bass *salah kunci
Sam   : "Ren, Salah! main di kunci D ya.."
Rendi : "Oh iya, sorry guys lupa.."
        *sambil memperbaiki posisi gitar yang digantungkan ke badannya*
Andi  : "Yuk yuk mulai lagi, 1..2..3.." 
        *sambil mengetukan stick drum*
Aku   : mulai bernyanyi
*beberapa kalimat telah dinyanyikan*
Tiba-tiba
Sam   : "Ren.. itu temponya ikutin si Andi dong, lu kurang cepat"
        *sambil mengarahkan tempo yang benar*
Aku   : "Nah iya! Makanya kok gue nanyi jadi gak dapet feelnya."
        "Fokus dong Ren!"
        "Lu kenapa sih? dari tadi gue perhatiin gelisah banget."
Rendi : "Ya udah.. sorry.. sorry.. yuk kita ulang lagi"
        *merasa bersalah

Sebenarnya tingkah Rendi seperti ini bukan hanya kali ini saja. Dia setiap latihan atau bahkan ketika perform bisa bersikap seenaknya, tergantung mood dia. Dasar lelaki moodyan!
Pernah banget aku sampai usir dia dari studio band. Karena saat sedang latihan dia tidak perhatikan tanda aku, bermain asal-asalan tidak ikuti tempo, beberapa kali ditegur tetap melakukan kesalahan. Bagaimana gak bikin emosi coba, apalagi saat itu kita latihan untuk lomba jingle lagu salah satu Radio terkenal. Setiap aku ikutan emosi karena sikap Rendi, pasti ada Andi yang netralin perasaan Rendi dan aku.

Kami cukup mengenal karakter dan latar belakang keluarga kami satu sama lain. Setiap selesai latihan, pasti selalu nongkrong di salah satu warkop (warung kopi) dekat kampus. Nah! Kalo udah nongkrong suka lupa diri, berasa itu tempat punya kita aja. Berjam-jam nongkrong di warkop, sambil tertawa terbahak-bahak. Pernah ada satu kejadian yang entah lucu atau malah ngeri, dimana kami bermain truth or dare. Ada satu moment aku memilih untuk tantangan "berkenalan dengan orang asing". Jadi saat itu ada seorang pria, senyumnya manis, tinggi badan sekitar 175cm, badan atletis, pokoknya idaman deh. Aku ajaklah kenalan dan bilang..
"Aku mau kenal lebih dekat, boleh tukeran nomor whatsapp?".
"hmmm.. maaf kak, saya justru mau kenalan sama teman kakak." sahut pria tersebut sambil menunjuk ke arah Andi.
Jelas aku langsung ajak dia menghampiri Andi, dan terlihat jelas kalo wajah Andi tidak nyaman sekali seolah seperti menjerit "KAMPRETTTT LO MIMAAAA!!!"
Dunia semakin aneh kan? Semua semakin terlihat blak-blakan. Beruntunglah aku memiliki teman-teman yang masih normal. Mereka pria, dan masih menyukai seorang wanita. *hahaha 

Beberapa kali aku tau teman dekat wanita mereka, yang kemudian jadi pacar, terus putus, terus cari lagi, putus lagi, dan begitu terus sampai bosan. Hmm.. yah begitulah siklus percintaan Sam dan Andi. 
Bagaimana dengan Rendi? Jujur aku tidak terlalu akrab dengan dia, hanya sekedar basa-basi saja. Karena aku sangat tidak suka cowok yang moodyan. Bertahun-tahun aku kenal Rendi, belum pernah melihat dia nge-date dengan seorang wanita dan sempat terpikirkan "apa Rendi homo?". 
Tapi akhirnya ada satu gosip/berita yang membuat pikiran aku tentang Rendi terpatahkan. Rendi digosipkan menjalin hubungan dengan seorang wanita yang telah memiliki suami bahkan anak. OH SHIT!!! Sumpah sih, tau gosip itu aku makin ILFEEL! Udah moodyan, so cool, terus sekarang simpenan tante. 
Entah ini gosip atau fakta ya. Yang jelas memang tidak banyak orang yang tau. Tapi entah pada gak tau, atau memang orang-orang yang tau jadi bodo amatin aja? Rumit sih memang pergaulan jaman sekarang. Tapi suatu hari aku bertemu dengan Rendi dan seorang cewek agak tua bersama dengan seorang balita. Dilihat dari gerak-geriknya sih seperti ada kedekatan dan suatu hubungan. Tapi ya sudahlah itu pilihan hidup mereka. Aku mencoba untuk bersikap bodo amatan. 

Pertemanan aku, Sam, Andi dan Rendi bukan hanya sekedar di kampus atau band saat latihan dan manggung. Ketika kami sudah lulus kuliah dan berpisah karena kesibukan kerjaan masing-masing, kami tetap sering berkumpul. Walaupun tidak sering seperti dibangku kuliah. 

Singkat cerita, aku berduka karena kehilangan seseorang yang sangat kusayangi yaitu mama. Sebelum mama dipanggil Tuhan, mama sempat mengalami stroke hingga dirawat inap di RS. Selama mama di RS aku dan kakakku harus bergantian menjaga mama. Selama mama di opname dan ketika giliran aku yang menjaganya, teman-teman juga ikut menjenguk. Terutama Rendi, entah kenapa dia teramat sangat peduli dengan keadaan mama dan perhatian dengan aku. Ketika aku menjaga mama di RS, dia membawakan makanan, sesekali menemani dan mengantar-jemput aku. 
Tentu aku tidak langsung luluh dengan sikapnya. Aku hanya bersyukur dia sudah baik pada ku dan keluarga, terutama mama. Walaupun aku sering kesal dan marah-marah padanya. Bahkan ketika mama sudah boleh pulang kerumah, dia tetap perhatian dan membantu aku ketika perlu bantuan.

Ketika mama sudah lebih baik, aku sering pergi jalan-jalan keluar dengan Rendi berdua saja. Perlahan demi perlahan, aku merasa nyaman dan aman ketika bersamanya. Sampai akhirnya dia menyatakan cintanya, dihari ulang tahunku. 
Rendi : "Mima, aku ngerasa nyaman jika bersamamu dan berharap kita bisa lebih dari sekedar teman. Aku sayang kamu."
Aku   : *dalam hati shock, bergejolak, dan teriak WHAAATTTT?!*

Sempat merasa aneh, tapi sebelum aku menjawabnya. Aku menanyakan mengenai gosip/berita tentangnya dengan si tante. Ternyata dia menjawab dengan jujur dan pernah menjalin hubungan terlarang tersebut. Tapi tidak bertahan lama, karena dia tau apa yang dilakukannya itu salah. Aku sangat menghargai kejujurannya, dan aku menjawab..

"Aku mau, hubungan ini bukan hanya sekedar pacaran main-main. Kita harus punya tujuan kedepannya seperti apa. Umur kita juga sudah sama-sama dewasa. Jadi, ya udah kita jalanin dengan komitmen."

Ketika aku dan Rendi sudah resmi berpacaran, kami tidak suka mengumbar kemesraan. Gak banyak orang tau tentang hubungan kami. Tapi masing-masing keluarga kami sudah tau hubungan ini. Mereka mendukung dan mendoakan untuk hubungan kami kedepannya. 
Ada satu moment dimana Rendi berkata bersyukur bisa berkenalan, mempunyai hubungan denganku dan dia mengajak ku untuk lebih serius lagi. 
Maafkan aku yang dahulu, karena telah membencimu.
Jika diingat kembali, mungkin terlalu konyol aku membencimu.
Kini aku sadar dengan istilah "BENCI = Benar-benar Cinta".
Tidak peduli masa lalu mu seperti apa. Tidak peduli latar belakang keluargamu.
Tidak peduli omongan orang-orang kepadamu.
Karena aku tau..
kamu yang jujur
kamu yang mau berubah
kamu yang mau tunjukin bahwa kamu akan lebih baik.
Ada pelangi sehabis hujan.
Aku percaya akan ada hal indah untuk kita.
Aku menerima kamu untuk kita sama-sama melangkah kedepan selamanya.

Ini adalah pesan yang aku sampaikan ketika dia ingin serius. Serius dalam ikatan pernikahan. OMG! Aku sangat tidak menyangka, bahkan orang-orang di sekeliling aku pun sama.

"Jangan terlalu BENCI dengan seseorang. Karena kamu tidak akan tahu caranya Tuhan untuk mempertemukan kamu dengan jodohmu."

---The End---

Note: Nama disamarkan

Terima kasih sudah mampir ke blog aku
Terima kasih sudah membaca cerita ini
Bagaimana menurut kalian untuk kisah Yemima? Ada yang punya pengalaman yang sama? 
Yuk tinggalkan jejak dengan cara berkomentar

Sampai bertemu dicerita-cerita selanjutnya..

No comments:

Terima kasih sudah blogwalking!
Jangan lupa untuk tinggalkan jejakmu, dengan berkomentar di postingan blog aku yah.
Berkomentarlah dengan sopan.

Powered by Blogger.